Ini merupakan salah satu pengalaman favorit saya. Saya berlibur ke Bandung bersama 7 teman saya, yaitu Dika, Aldy, Rama, Danang, Bani, Daffa, dan ijal. Kami berangkat dari Depok tanggal 23, pukul 8. Di perjalanan kami sempat berhenti di Rest Area KM 57 untuk sarapan. Kami sampai di Bandung sekitar pukul 12, dan langsung istirahat di hotel. Kami langsung tidur siang karena lelah dan sorenya kita berenang, setelah itu kita langsung pergi ke PVJ untuk berbelanja dan mengisi perut, lalu kami tidak lupa pula mengunjungi jalan Braga. Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java. Setelah itu kita pulang dari sana dan wisata hari itu pun selesai dan kami kembali ke hotel.
Sepulangnya dari Cafe tersebut, kami belum puas berwisata di Bandung, lalu kami langsung menuju Alun-Alun Bandung untuk mencari makan malam dan berjalan jalan, Alun-alun Bandung adalah pusat kota Bandung yang dicirikan oleh sebidang tanah yang luas. Di sekelilingnya ada bangunan-bangunan fungsional. Tempatnya ada di dekat Grote Postweg, di sana kami menikmati malam dengan bermain di Alun-alun, tidak juga kami berfoto-foto di terowongan Asia-Afrika, Alun-Alun Bandung ini direnovasi beberapa kali hingga terakhir dilakukan pada 2014. Kemudian pada tanggal 31 Desember 2014, Alun-Alun Bandung diresmikan oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Taman seluas 1.200 meter persegi ini berdiri di atap sebuah bangunan parkir dan dibungkus dengan rumput hijau sintetis.[3] Alun-alun ini memiliki fasilitas seperti arena bermain anak, perpustakaan, dan juga tersedia jaringan WiFi. Di sebelah utara alun-alun, terdapat sebuah halte bus yang cukup panjang untuk melengkapi fasilitas di taman pusat kota ini. Setelah lelah seharian bersiwata lalu kami pulang menuju hotel.
Keesokan harinya kita pagi-pagi buta pergi ke Tebing Keraton, Tebing Keraton berlokasi 13km timur laut dari Stasiun Bandung di ujung Taman Hutan Raya yang menghadap ke rute trek Maribaya – Dago. Tebing Karaton merupakan sebuah tebing yang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Tebing ini terletak di Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Perjalanan ke sana tidak terlalu jauh dari hotel yang kita tempati. Sesampainya di sana kita berjalan kaki dari tempat parkir hingga ke Tebing Keraton kira-kira 3 km. Perjalanannya saat melelahkan karena track-nya naik turun seperti bukit, tapi lelah kami terbayar dengan indahnya pemandangan di atas sana setelah mencapai Tebing Keraton, tempatnya sangat tinggi dan dikelilingi hutan hutan yang menghijaukan mata, kita pun mengabdikan pemandangannya dengan cara berfoto-foto.
Turun dari Tebing Keraton, kita langsung menuju Cafe D'Pakar yang tidak jauh posisinya dari Tebing Keraton. Letak cafe ini sendiri adalah di Dago Pakar. Jadi kalau dari Jalan Dago, kita belok ke arah Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda dan masih terus naik ke atas.Area D’Pakar sendiri cukup luas. Saya sempet jalan-jalan menapaki tangga turun untuk ngeliat pemandangan lebih banyak lagi. Dengan udara yang segar dan pemandangan yang asri, capek pun jadi ga kerasa. Makin ke bawah, saya juga ngeliat beberapa monyet liar yang ada di hutan sekitar sana. Untuk kamu-kamu yang ketemu sama monyet-monyet di sana, jangan ngasih makan ya. Kalau ngasih makan, nanti kamu dikejar-kejar dimintain makan terus loh 




